Perjalanan
Kali ini saya sedikit curhat, isi blog kali ini
bukan tentang resensi bukan tentang tips dan sebagainya. Blog kali ini saya akan
bercerita sedikit, semoga berkenan membacanya.
Dalam menjalankan kuliah semester pertama ini saya
mendapatkan begitu banyak pelajaran. Entah pelajaran baru atau sebuah
pengalaman yang merubah pola pikir serta pandangan saya terhadap hidup. Hal
yang benar-benar saya rasakan adalah tentang sejauh apa dirimu berani mencoba. Mengapa? Saya jelaskan secara
singkat. Saya adalah tipikal orang yang tidak banyak bicara saat berada
dikeramaian, saya lebih merasa nyaman ketika saya sendiri. Saya pernah ada di
lingkungan yang membuat saya merasa benar-benar kecil, sampai pada akhirnya
saya mencari kenyamanan di luar lingkungan itu dan semua berjalan sampai
sekarang. Saya bukan orang yang bisa diam di suatu tempat dalam waktu lama,
kecuali nafas tempat itu membuat saya nyaman. Saya si pemikir yang keras
kepala.
Kemudian saya memberanikan diri untuk keluar dari
zona aman dan melawan rasa takut dari tekanan lingkungan saya sebelumnya. Saya
mengambil langkah untuk berani melompat, hidup tidak selalu tentang menunggu
waktu yang tepat. Saya mulai mendaftar masuk Universitas Negeri ternyata gagal.
Pantang menyerah, saya coba-coba untuk daftar Politeknik Negeri di Jakarta,
saya tidak yakin bahwa saya bisa ternyata Tuhan menjawab “ia mampu berada di
Politeknik”. Satu perbuatan nekat saya berhasil.
Selanjutnya saya memutuskan mengikuti UKM yang masuk
kedalam Badan Semi Otonom, lagi-lagi saya mencoba. Saya mengukur kemampuan saya
sebelumnya, apa saya layak berada di sini? Tuhan menjawab “ia layak dan masih
mampu”. Lalu saya mencoba untuk mengikuti Himpunan Mahasiswa di kampus, kali
ini saya melawan rasa takut saya untuk mencoba berbicara. Saya ini tidak bisa
basa-basi, terlalu diam dan kemudian Tuhan menjawab “ia bisa”. Ketiga hal tadi
saya lakukan dengan modal “coba-coba” ternyata semuanya terwujud. Saya melompat
untuk kemudian belajar berenang. Saya ingin membuktikan bahwa saya tidak
selemah itu, kemarin mungkin saya lemah karena lingkup yang kecil dan membuat
saya benar-benar terhimpit tekanan. Sekarang saya memutuskan untuk menjadi
manusia merdeka seperti Soe Hok Gie, sejauh apa saya berani mencoba di sana
saya telah hidup. Manusia tidak akan pernah belajar jika tak pernah merasakan
kesalahan, maka saya mencari kesalahan untuk kemudian saya perbaiki. Bagaimana
perjalananmu tergantung setangguh apa kamu berdiri, seberani apa kamu mencoba,
sekuat apa kamu menerjang.
Komentar
Posting Komentar