Tips Hemat Uang ala Mahasiswa Baru



Menjadi mahasiswa memang hal yang gampang-gampang susah, terlebih kalau kalian mahasiswa yang jauh dari rumah alias ngekost. Bagi mahasiswa seperti saya, menunggu uang bulanan adalah penantian berharga. Rasanya harus bertahan hidup diakhir bulan dengan uang terlanjur menipis, belum lagi kalau tugas sedang banyak-banyaknya dan sewa kos harus dibayar seminggu lagi. Sebagai mahasiswa baru, saya juga merasakan hal yang sama, bedanya saya setiap hari pulang kerumah.
Rasanya jadi mahasiswa baru itu nano-nano, banyak hal baru yang kita temukan di dunia kampus begitu juga dengan segala macam kebutuhan yang tak jarang memakan biaya. Banyaknya kebutuhan sebagai mahasiswa baru membuat saya harus pandai mengatur keuangan dan salah satunya dengan cara berhemat. Berikut ini cara yang saya terapkan untuk bisa hemat selama sebulan.
  • Naik Transportasi Murah
Pertama yang saya lakukan adalah naik kendaraan umum yang murah meriah. Karena saya tidak bisa mengendarai motor/mobil jadi setiap hari saya harus menggunakan transportasi umum, kalian yang bernasib sama dengan saya bisa menerapkan ini. Estimasi biaya bisa diperkirakan dengan sejauh apa kampus dengan tempat tinggalmu, biasanya saya menggunakan angkot dan kereta yang harganya cukup murah dari ojek online.
  • Membawa Bekal Makan Siang
Cara berhemat selanjutnya dengan membawa bekal. Uang yang seharusnya digunakan untuk membeli makan dan minum bisa ditabung untuk keperluan lain. Misalnya, kalian membeli makan siang seharga 12.000 lalu membeli minum dengan harga 3000. Dengan membawa bekal sendiri, kalian bisa menghemat 15.000 untuk uang makan. Kalau ditabung selama seminggu, sudah lumayan kan?
  • Tulis Keperluan yang Penting 
Banyaknya keperluan kampus membuat saya harus pintar-pintar mengatur keuangan dan mengesampingkan keinginan yang tidak perlu. Biasanya saya akan menulis kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk kegiatan kampus. Seperti buku-buku untuk materi kuliah yang bisa dipinjam dari perpustakaan atau senior bisa mengurangi pengeluaran tak terduga.
  • Cari Harga Diskon
Sebagai mahasiswa mencari diskon adalah keharusan. Kalau ada barang dengan harga murah namun berkualitas kenapa tidak? Selain barang, biasanya di salah satu pusat belanja ada beberapa tempat makan yang menawarkan potongan harga bagi pelajar dan mahasiswa. Nah kesempatan ini bisa diambil kalau kalian bosan makan di rumah namun tetap ingin hemat.
  • Minimalkan Nongkrong
Kunci hemat yang terakhir adalah minimalisir nongkrong di café atau sejenisnya. Kebiasaan ini cukup boros kalau sering dilakukan, biasanya karena gengsi akhirnya kita mengikuti kemauan untuk nongkrong di cafe. Hal ini yang membuat jajan diluar kapasitas dompet semakin parah. Oleh karena itu mulai sekarang coba untuk mengesampingkan gengsi, dan manfaatkan waktu untuk mencari tambahan uang jajan misalnya.


Itu dia cara saya menghemat pengeluaran, mudah kok untuk diterapkan asal niat. Kalian sudah bisa menilai mana yang penting dan bermanfaat untuk dilakukan, jadi mulailah hemat dari sekarang.
Selamat menabung!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: Pacar Seorang Seniman

Gambar
Identitas Buku Judul: Pacar Seorang Seniman Pengarang: W.S. Rendra Penerbit: Penerbit Bentang Pustaka Kota Terbit: Yogyakarta Tebal Buku: x + 186 halaman Cetakan pertama, Oktober 2016 Buku ini adalah kumpulan cerita pendek milik W.S. Rendra yang pertama saya punya dan yang pertama saya baca. Biasanya W.S. Rendra lebih dikenal sebagai penyair besar dan aktor panggung, namun ternyata W.S. Rendra juga menulis cerita pendek sekitar tahun 1950-1960an. Buku ini berkisah tentang cinta anak muda pada masa itu, latar sosial serta bahasa yang digunakan juga disesuaikan. Tema cerita pendek yang diambil tidak hanya romansa, namun cerita sosial, keluarga, dan persahabatan juga dirangkum disini. Pacar Seorang Seniman merangkum 13 cerita pendek pilihan dan biografi singkat Penulis pada bagian akhir. Beberapa cerita di sini pernah dimuat di majalah , disetiap judul ceritanya terdapat ilustrasi yang menarik, ilustrasi tersebut merupakan gambaran bagi tokoh-tokoh yang ada ditiap ...
Baca selengkapnya

Resensi Buku: Garis Waktu

Gambar
Identitas Buku Judul: Garis Waktu Pengarang: Fiersa Besari Penerbit: Media Kita Kota Terbit: Jakarta Tebal Buku: iv+212 halaman Cetakan pertama, 2016 Buku ini adalah karya pertama milik Fiersa Besari, sekaligus buku pertamanya yang saya miliki juga. Cerita dalam buku ini seperti prosa yang memiliki alur, cerita anak manusia yang jatuh cinta, patah hati, untuk kemudian bangkit dari kesedihannya. Bukan hanya itu, perasaan terhadap keluarga dan sahabat juga terangkum di dalamnya. Saya seperti diajak menonton penggalan-penggalan kisah, diajak untuk ikut merasakannya dan ikut hanyut dalam perasaan sendiri. Buku ini tidak membosankan, bagi yang tidak terlalu suka membaca pasti akan menyukainya karena cerita-cerita yang disuguhkan berbeda meski masih memiliki kelanjutan dari judul-judul sebelumnya. Latar dari kisah-kisah dalam buku ini juga berubah-ubah, ada yang ditulis di Bandung, jalan, atau saat mendaki gunung. Judul dalam setiap cerita dibuat berdasarkan bulan da...
Baca selengkapnya

Resensi Buku: Langit Merbabu

Gambar
Identitas Buku Judul: Langit Merbabu Pengarang: Rons Imawan Penerbit: Penerbit Bentang Pustaka Kota Terbit: Yogyakarta Tebal Buku: viii + 308 halaman Cetakan pertama, Maret 2017 Buku ini berupa kisah tentang pendakian. Buku kelima milik Rons Imawan mengambil konsep antologi. Bagi pecinta alam buku ini harus masuk menjadi list bacaan. Latar belakang cerita tentang romansa pendaki gunung dan kisah mistis di sana mampu membuat pembacanya merasa kelelahan, sedih, takut, panik dalam waktu bersamaan. Rons Imawan berhasil membawa pembacanya ikut merasakan kejadian yang terjadi pada si tokoh. Terdapat tiga kisah yang berbeda dalam buku ini, dua diantaranya kisah mistis yang dirasakan seseorang saat mendaki gunung dan satunya kisah mistis di jalan tol. Buku ini mempunyai penulisan yang mudah dipahami, ada pengalaman menarik serta mendebarkan saat membaca malam hari. Langit Merbabu adalah judul cerita pertama yang disajikan dalam buku ini. Bagi saya, cerita ini m...
Baca selengkapnya